Senin, 19 November 2012

Cara belajar stand up comedy

CARA BELAJAR STAND UP COMEDY


Stand Up Comedy itu adalah sebuah Comedy.. diambil dari kisah kehidupan sendiri sih kalau menurut saya.
“Comedy adalah sebuah seni. Seperti halnya seni yang lain, tekniknya dapatnya dapat dipelajari. “

-Raditya Dika-

Seperti yang diucapkan Raditya Dika, comedy bisa dipelajari oleh siapa, asal tahu tehniknya. Dan sekarang, saya sedang rajin-rajinnya belajar tentang comedy. Saya sedang menantang diri saya, apakah saya punya sense of humor atau tidak. Jika tidak, mungkin saya memang seharusnya berhenti belajar tentang comedy dan sadar bahwa saya adalah orang yang garing.

Saya mencoba belajar dari buku, saya menemukan buku comedy bible dan step by step to stand up comedy. Kedua buku ini membahas tentang tata cara stand up comedy. Kenapa harus belajar dari stand up comedy? Mungkin, karena stand up comedy tidak hanya tentang haha-hihi saja, tapi juga ada kritik disini. Bukan cuma comedy konyol-konyolan, tapi comedy yang membuat kita menambah pengetahuan baru. Lagipula, Raditya Dika juga pernah ikut course tentang stand up comedy. Setidaknya, itu bisa menambah alasan kenapa harus belajar stand up comedy

Comedy Bible saya dapat dari hasil download PDFnya di internetnya, disini. Sedangkan, buku yang satunya, saya beli sendiri. Iya, untuk belajar comedy saja kita perlu ‘modal’ (hilangkan segera mental gratisan anda!).

Bedanya kedua buku ini adalah Comedy Bible menggunakan bahasa inggris sedangkan, buku satunya bahasa indonesia. Dua-duanya sama-sama bagus, tapi jokes nya sangat bergaya Amerika sekali. Jelas perlu adaptasi, jika belum pernah membaca jokes ala Amerika.

Intinya sebenarnya masih sama. Jika dirangkumkan, comedy terdiri dari set up dan punchline.

- Set Up adalah bagian yang tidak lucu dari sebuah joke.

- Punchline adalah bagian yang lucu dari sebuah joke.

Contoh:

Saya akan membawa ayah saya berjalan-jalan pada hari ayah. Hahaha, yang benar saja, saya bahkan tidak tahu kalau hari ayah itu ada.

Jika ‘dipecah’, maka menjadi seperti ini:

- Set Up : Saya akan membawa ayah saya berjalan-jalan pada hari ayah.

- Punchline : Hahaha, yang benar saja, saya bahkan tidak tahu kalau hari ayah itu ada.

Ini joke yang saya buat sendiri, hasil dari membaca buku stand up comedy itu tadi. Setau saya, tipe joke seperti ini disebut one liner. Singkat dan cepat. Sampai saat ini, saya lumayan mengerti konsep comedy itu sendiri. Dan ini joke saya yang versi panjang.

Heran sama celana dalem anak kecil yang ada gambar tokoh superheronya. Apa si yang bisa dibanggain dari itu? Kan ga mungkin juga anak kecil bilang ke temennya gini, “Eh, aku punya celana dalem baru lho, gambarnya spiderman, kamu mau lihat?”

 Konsep comedy sudah mengerti. Sekarang, mengenai topiknya. Saya bisa saja menunggu inspirasi datang sendiri tapi, itu terlalu lama. Dari buku yang saya baca, kita bisa mengambil dari kehidupan kita sendiri atau kita juga bisa observasi dari lingkungan sekitar.

Sebagai contoh, joke saya yang kedua, tentang celana dalam anak kecil. Itu bukan pengalaman pribadi saya (terserah anda mau percaya atau tidak), tapi itu hasil dari observasi saya. Observasi ditambah ‘keheranan’, bisa jadi sebuah joke. Contoh yang lain, tentang keanehan yang saya temukan.

Dilempar tepung, dilempar telur, disiram air got, ini mau ngerayain ulang tahun apa ngebully orang?

Sekarang, anak muda memang suka merayakan ulang tahun temannya dengan cara ‘menyiksa’nya, bukan? Orang yang harusnya bahagia pada saat ulang tahunnya, malah menyesal punya teman yang tidak tahu diuntung itu.

Ini contoh joke yang berasal dari kegelisahan saya saat terkena insomnia.
Sedang mencari cara agar bisa tidur cepet. Dari mandi air panas, minum susu coklat, dengerin lagu mellow, nginget mantan …. Ah, itu dia yg salah. 

Stand Up Comedy itu adalah sebuah Comedy.. diambil dari kisah kehidupan sendiri sih kalau menurut saya.
“Comedy adalah sebuah seni. Seperti halnya seni yang lain, tekniknya dapatnya dapat dipelajari. “

-Raditya Dika-

Seperti yang diucapkan Raditya Dika, comedy bisa dipelajari oleh siapa, asal tahu tehniknya. Dan sekarang, saya sedang rajin-rajinnya belajar tentang comedy. Saya sedang menantang diri saya, apakah saya punya sense of humor atau tidak. Jika tidak, mungkin saya memang seharusnya berhenti belajar tentang comedy dan sadar bahwa saya adalah orang yang garing.

Saya mencoba belajar dari buku, saya menemukan buku comedy bible dan step by step to stand up comedy. Kedua buku ini membahas tentang tata cara stand up comedy. Kenapa harus belajar dari stand up comedy? Mungkin, karena stand up comedy tidak hanya tentang haha-hihi saja, tapi juga ada kritik disini. Bukan cuma comedy konyol-konyolan, tapi comedy yang membuat kita menambah pengetahuan baru. Lagipula, Raditya Dika juga pernah ikut course tentang stand up comedy. Setidaknya, itu bisa menambah alasan kenapa harus belajar stand up comedy

Comedy Bible saya dapat dari hasil download PDFnya di internetnya, disini. Sedangkan, buku yang satunya, saya beli sendiri. Iya, untuk belajar comedy saja kita perlu ‘modal’ (hilangkan segera mental gratisan anda!).

Bedanya kedua buku ini adalah Comedy Bible menggunakan bahasa inggris sedangkan, buku satunya bahasa indonesia. Dua-duanya sama-sama bagus, tapi jokes nya sangat bergaya Amerika sekali. Jelas perlu adaptasi, jika belum pernah membaca jokes ala Amerika.

Intinya sebenarnya masih sama. Jika dirangkumkan, comedy terdiri dari set up dan punchline.

- Set Up adalah bagian yang tidak lucu dari sebuah joke.

- Punchline adalah bagian yang lucu dari sebuah joke.

Contoh:

Saya akan membawa ayah saya berjalan-jalan pada hari ayah. Hahaha, yang benar saja, saya bahkan tidak tahu kalau hari ayah itu ada.

Jika ‘dipecah’, maka menjadi seperti ini:

- Set Up : Saya akan membawa ayah saya berjalan-jalan pada hari ayah.

- Punchline : Hahaha, yang benar saja, saya bahkan tidak tahu kalau hari ayah itu ada.

Ini joke yang saya buat sendiri, hasil dari membaca buku stand up comedy itu tadi. Setau saya, tipe joke seperti ini disebut one liner. Singkat dan cepat. Sampai saat ini, saya lumayan mengerti konsep comedy itu sendiri. Dan ini joke saya yang versi panjang.

Heran sama celana dalem anak kecil yang ada gambar tokoh superheronya. Apa si yang bisa dibanggain dari itu? Kan ga mungkin juga anak kecil bilang ke temennya gini, “Eh, aku punya celana dalem baru lho, gambarnya spiderman, kamu mau lihat?”

 Konsep comedy sudah mengerti. Sekarang, mengenai topiknya. Saya bisa saja menunggu inspirasi datang sendiri tapi, itu terlalu lama. Dari buku yang saya baca, kita bisa mengambil dari kehidupan kita sendiri atau kita juga bisa observasi dari lingkungan sekitar.

Sebagai contoh, joke saya yang kedua, tentang celana dalam anak kecil. Itu bukan pengalaman pribadi saya (terserah anda mau percaya atau tidak), tapi itu hasil dari observasi saya. Observasi ditambah ‘keheranan’, bisa jadi sebuah joke. Contoh yang lain, tentang keanehan yang saya temukan.

Dilempar tepung, dilempar telur, disiram air got, ini mau ngerayain ulang tahun apa ngebully orang?

Sekarang, anak muda memang suka merayakan ulang tahun temannya dengan cara ‘menyiksa’nya, bukan? Orang yang harusnya bahagia pada saat ulang tahunnya, malah menyesal punya teman yang tidak tahu diuntung itu.

Ini contoh joke yang berasal dari kegelisahan saya saat terkena insomnia.
Sedang mencari cara agar bisa tidur cepet. Dari mandi air panas, minum susu coklat, dengerin lagu mellow, nginget mantan …. Ah, itu dia yg salah. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sugeng rawuh dhateng blog kulo Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo