PROFIL RADITYA DIKA
Raditya Dika (Dika Angkasaputra Moerwani) (lahir di Jakarta,
28 Desember 1984; umur 27 tahunRaditya Dika (Dika Angkasaputra Moerwani) (lahir
di Jakarta, 28 Desember 1984; umur 27 tahun. akrab dipanggil Radith, adalah
seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai
penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang
kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best
seller. Buku tersebut menampilkan kehidupan Dikung (Raditya Dika) saat kuliah
di Australia.
Buku keduanya berjudul Cinta Brontosaurus, diterbitkan pada
tahun 2006. Buku kedua inimenggunakan format cerita pendek (cerpen) yang
bercerita mengenai pengalaman cinta Radithyang sepertinya selalu tidak
beruntung. Buku ketiganya yang berjudul Radikus Makankakus : Bukan Binatang
Biasa terbit pada tanggal 29 Agustus 2007.
Buku ketiga ini mengisahkan Radith yang pernah menjadi badut
Monas dalam sehari, mengajar bimbingan belajar, lalu saat Radith dikira hantu
penunggu WC, sampai cerita mengenai kutukan orang NTB.
Sementara, buku keempatnya berjudul Babi Ngesot : Datang Tak
Diundang Pulang Tak Berkutang terbit pada bulan April 2008. Perjalanan dan
Pemikiran Radith mengawali keinginan untuk membukukan catatan hariannya di blog
pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award.
Radith juga pernah meraih Penghargaan bertajuk TheOnline
Inspiring Award 2009 dari Indosat. Dari pengalaman itu, ia cetak (print out)
tulisan- tulisannya di blog kemudian ia tawarkan naskah cetakan itu ke beberapa
penerbit untuk dicetak sebagai buku. Awalnya banyak yang menolak, tapi kemudia
ketika ia ke Gagasmedia, sebuah penerbit buku, naskah itu diterima, meski harus
presentasi dahulu. Radit sukses menjadi penulis karena ia keluar dari arus
utama (mainstream). Ia tampil dengan genre baru yang segar. Yang membuat ia
berbeda dari penulis lain adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam
setap bukunya. Dari buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama
binatang.
Bagi Radith, ini adalah selling point-nya. Bagi Radith,
sebagai penulis tetap harus memiliki inovasi. Sebenarnya, pada bulan-bulan
pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku. Ini, menurut Radith, adalah risiko
masuk dalam genre baru. Radith kemudian gencar berpromosi di blog yang ia
kelola. Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).
Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian
dikirim ke Radith.
Jadilah ini sebuah strategi pemasaran yang bisa mengelola
pembaca sebagai target pasarnya. Menurut Radith, dalam menulis, tidak
serta-merta setelah buku terbit, urusan selesai. Kemudian, pemasaran
diserahkankepada penerbit. Sebaliknya, penulis seharusnya juga menjadi pemasar
bagi bukunya sendiri karena sebenarnyapenulis juga seniman. Penulis yang
kreatif akan menjadikan bukunya sebagai produk yang baginyaharus bisa laku di
pasaran. Meskipun pada dasarnya buku adalah bukan barang komersial, tetapi
memandang buku sebagai sebuah produk berilmu yang pelu dipasarkan adalah sebuah
hal yang perlu dilakukan saat ini.
Menjadi penulis sukses bukan berarti tidak ada hambatan.
Menurut Radith, hambatan bukanhanya dari industri buku, melainkan juga dari
hal-hal yang sifatnya diagonal. Artinya, lawan dariindustri buku bisa jadi
bukan industri buku lain tapi industri lain yang sebenarnya tidak berhubungan
sama sekali seperti hiburan (entertainment), makanan, dan lain-lain. Sebagai
contoh, bila ada anak muda memiliki uang 50.000 rupiah, belum tentu ia akan
membelanjakannya untuk buku. Bisa jadi uang itu digunakan untuk menonton film
di bioskopatau membeli makanan cepat saji. Dan yang jelas, buku bukan pilihan
utama.
Bagi Radith hal ini memang sudah lazim. Yang
perlu dilakukan adalah terus berkreasi dan bertindak kreatif. Baginya, yang ada
adalah kunci untuk berinovasi. Tekanan kompetitor bisa menjadi motivasi untuk
terus memberikan ide-ide baru dan menggali kemampuan. Radith kini meneruskan
studinya di program ekstensi Fakultas Ilmu Sosial dan Politikdi Universitas
Indonesia. Selain itu, kini ia berkarier di penerbit buku Bukune. Radith
bertindak sebagai direktur juga sebagai direktur dan pemimpin redaksi.
0 komentar:
Posting Komentar